Buku
“Lola and Benny”
Brianna Gunadharma Hartarto meluncurkan buku berjudul ‘Lola and Benny’. Buku yang diluncurkan oleh siswi yang masih duduk dibangku kelas 2 SMU di Bina Nusantara Jakarta ini ikut di pamerkan pada pameran seni rupa Art For Orangutan yang kembali hadir di Jogyakarta dengan tajuk “A Good Life For Orangutan” digelar pada tanggal 14-17 Februari 2019 di Jogja National Museum (JNM), Yogyakarta yang dibuka oleh Reza Kurniawan selaku Manager Site Release Cop Kalimantan.
Brianna bersama peserta pameran seni rupa Art For Orangutan di Jogja National Museum (JNM), Yogyakarta. (16/2)
Buku berjudul Lola and Benny ini menurut penulis merupakan bagian dari kampanye perlindungan, rehabilitasi dan menghentikan kekerasan terhadap satwa liar, terutama orangutan.
Buku ini mencoba menceritakan dan melihat permasalahan satu jenis individu yang sangat dekat sekali dengan manusia, yaitu orangutan. Penulis mengisahkan observasi dan pengalamannya langsung dari Kalimantan dan Sumatra.
ilustrasi kondisi hutan yang dilakukan oleh para pembalak hutan liar yang membakar hutan
Buku berjudul ‘Lola and Beny’ ini menurut sang penulis kepada Notary adalah sebuah potret kisah nyata tentang ketidaknyamanan kehidupan ‘Lola’, seekor orangutan yang mempunyai anak ‘Benny’ terkena dampak terhadap kejahatan satwa liar yang berdampak pada orangutan Kalimantan.
Sungguh malang nasib Lola dan anaknya Benny, bersama habitat mereka terancam oleh pembalakan liar dan alih fungsi lahan yang berimbas pada menurunnya populasi orang utan yang dilindungi.
Penulis mengidentifikasi dan mengungkapkan dua faktor yang berkontribusi pada hampir punahnya orang utan akibat pembalakan liar dan perdagangan orangutan di Kalimantan dan Sumatera.
Pada sebuah pengharapan langsung dari hutan Kalimantan
Briana sebagai penulis dalam cerita yang di ungkapkan dalam bukunya ini berusaha mengajak semua kalangan untuk peduli dan berusaha merajut kembali kondisi habitat orang utan di Kalimantan dan Sumatera yang porak poranda akibat pembalakan hutan dan kejahatan satwa liar.
“Jadi mulailah dari sekarang untuk tidak merusak hutan dan lingkungan hutan dengan cara apapun sehingga orangutan mendapatkan haknya untuk hidup nyaman dan gembira,” ujar siswi SMU yang dpercaya sekolahnya sebagai Presiden Global Issues Network ini kepada
Notary.
ilustrasi oleh I Ketut Suwidiarta mengambarkan harapan penulis bahwa orang utan bisa nyaman hidup layak dan indah dihabitatnya
Pada akhirnya tentu saja harapan Brianna yang utama adalah, melalui Art For Orangutan, setidaknya masyarakat bisa paham sekaligus peduli ikut serta menanggulangi kerusakan lingkungan serta dampak pemanasan global. Dan melalui tulisan yang disarikannya lewat buku berjudul ‘Lola and Benny’ penulis melihat begitu banyak cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui bidang pendidikan sejak usia dini, sementara dilain pihak pemangku kepentingan yang memahami dan memiliki komitmen memikirkan kembali orangutan dan bagaimana keberlangsungannya di kemudian hari melalui perspektif yang lebih nyata.
Dan melalui pameran sekalgus kampanye perlindungan satwa liar ini juga penulis juga mengharapkan lahir semangat-semangat kepedulian yang merupakan tanggungjawab bersama dari masyarakat dan juga pemerintah terhadap satwa liar, bahwa satwa liar bisa lebih nyaman hidup layak dan indah dihabitatnya. (PM)